Saturday, 23 February 2019

Mengatur Pola Makan Saat Hamil

Banyak ibu-ibu hamil yang kadang mengeluh menjadi bertambah gemuk saat hamil. Dan tidak sedikit juga kenaikan berat badan tersebut hanya berdampak di badan ibunya saja, di berat janinnya tidak. Nah, itu yang saya alami waktu hamil hingga trimester kedua. Tapi saya tidak ambil pusing jika saya harus bertambah gemuk. Yang terpenting kan janin saya sehat dan beratnya dalam range normal. Tapi sebenarnya sewaktu periksa di Canberra, ketika USG lebih tepatnya, saya hampir tidak pernah diberitahu perkiraan berat badan janin saya. Jadilah saya selalu santai untuk mengonsumsi apapun khususnya dalam hal porsi dan kandungan makanan saya.

Hingga akhirnya saya periksa di Jogja, dan saya menjadi tahu berapa berat badan janin saya. Di pertemuan pertama, dokter Ayu menyatakan berat badan janin normal. Pertahankan saja kata beliau. Namun, di pertemuan kedua, ternyata berat badan janin saya melonjak naik. Tidak heran sih memang, karena di pertemuan pertama itu waktunya sebelum lebaran tiba dan pertemuan kedua terjadi setelah lebaran. Dan setelah lebaran itu banyak acara makan-makan yang tidak bisa terelekkan mengingat saya sudah sangat kangen dengan masakan Indonesia sejak hamil di Canberra. Jadilah berat badan saya naik, berat badan janin pun ikut naik secara signifikan. 

Sisi positifnya, saya menyimpulkan kinerja plasenta saya sangat baik melihat kenaikan berat badan janin saya waktu itu hehehe. Soalnya tidak sedikit juga ibu hamil yang berjuang menaikkan berat badan janinnya karena kinerja plasenta yang kurang baik dan ada juga ibu hamil yang baru makan sedikit saja, berat badan janin menjadi cepat naik. Jadi apapun itu harus selalu disyukuri dulu.

Okay, setelah hari pemeriksaan itu, saya mulai diminta untuk mengatur pola makan saya. Sebelumnya, saya selalu makan nasi putih dengan lauk atau mie di setiap sesi makan saya. Pokoknya harus kenyang. Karena saya menjadi orang yang sangat cepat lapar waktu hamil. Selain itu, di trimester ketiga, saya menjadi sangat tergoda dengan makanan-makanan yang manis. Apapun itu. Entah donat, putu, roti-rotian basah atau kering yang manis, hingga minuman-minuman yang manis. Jadilah saya sangat berjuang waktu itu untuk menahan segala keinginan ngemil yang manis-manis.

Dokter Ayu mengatakan bahwa tidak perlu untuk menghindari nasi. Tetap bisa makan nasi, tapi porsinya kecil. Inti dari mengatur pola makan ini adalah mengurangi asupan gula dan garam. Sebagai penggantinya, saya harus makan sayur yang banyak. Konsumsi buah pun juga dibatasi karena buah tetap mengandung gula. Apalagi susu hamil. Hanya bertahan beberapa hari saja saya minum susu hamil. Selain mengandung gula tinggi, rasanya juga tidak cocok dengan lidah saya hehe.

Jika di waktu luang merasakan lapar, saya selalu siap sedia roti tawar gandum. Karena cepat bosan, saya juga pernah gonta-ganti varian seperti roti tawar kismis, roti tawar keju atau roti tawar lainnya. Porsi saat makan roti pun juga saya batasi. Jadi sekali makan tidak langsung habis satu lembar. Separo separo dulu setiap jamnya.

Untuk minuman, tetap yang dibanyakin adalah air putih. Jika sedang ada keinginan minum yang berasa, saya akan minum teh tawar. Saat jajan di luar rumah pun, saya juga akan selalu pesan teh tawar untuk minum. Oh ya untuk konsumsi es dan makanan pedas juga saya batasi. Walaupun konsumsi es tidak berpengaruh terhadap berat badan janin, sebisa mungkin tetap saya hindari semata-mata untuk menjaga kesehatan. Agar tidak pilek atau flu misalnya. Begitupun membatasi makanan pedas untuk menghindari terkena diare atau naiknya asam lambung. 

Saya menjalani pola makan tersebut hingga akhirnya bertemu dengan dokter Ayu lagi. Saat pemeriksaan, ternyata berat badan saya turun dan berat badan janin saya ikutan turun. Whaa ini gegara saya diet ketat atau bagaimana. Atau dulu pengukuran berat badan janinnya kurang pas. Saya pun bertanya-tanya sendiri. Tapi apapun dan berapapun itu, yang penting berat badan janinnya dalam range normal dan semua sehat. Alhamdulillaah.. 

Sejak pertemuan itu, saya masih menjalani diet tapi lebih santai hehe. Masih mengurangi makan manis tapi tidak seketat yang kemarin. Tetap makan nasi dan saat jajan di luar rumah dapat menghabiskan satu porsi sendiri tanpa diberikan ke suami hehe. 

Kadang mengatur pola makan saat hamil ini membuat stres juga mengingat keinginan makan maupun ngemil yang tinggi. Tapi jika berhasil, hal ini akan membawa dampak positif kedepannya. Terlebih saat proses melahirkan yang cenderung akan lebih mudah jika berat badan janin yang tidak terlalu besar. Selain itu juga berat badan ibu yang lebih muda bisa dikembalikan seperti semula seperti sebelum hamil. Jadi mengatur pola makan saat hamil itu sangat penting yaa..

Buat ibu-ibu hamil di luar sana, selamat berjuang yaa! Semoga calon bayi dan ibu semuanya sehat-sehat

No comments:

Post a Comment