Wednesday, 24 October 2018

Pemeriksaan Down Syndrome Saat Hamil

Melanjutkan cerita tentang kehamilan saya yang pertama disini, kali ini saya akan menceritakan pengalaman ultrasonography (USG) saya yang kedua. Setelah berkutat dengan rasa mual dan keluhan trimester pertama serta asupan vitamin dan asam folat setiap harinya, kehamilan saya menginjak di umur 12 minggu. 

Di Canberra, kehamilan yang sudah menginjak umur 12 minggu harus dilakukan pemeriksaan adanya kemungkinan terkena down syndrome atau tidak. Yap, down syndrome bisa dideteksi sejak dini di dalam kandungan dengan melakukan beberapa pemeriksaan. Ada berbagai macam cara untuk pemeriksaan ini. Di Canberra, pemeriksaan awal dilakukan dengan melakukan USG dan tes darah. Pemeriksaan tersebut disebut dengan screening test. Jika hasil dari tes tersebut menunjukkan probabilitas yang tinggi terkena down syndrome, pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan.

Pada tanggal 29 Januari 2018, saya melakukan USG 12 minggu di Canberra Imaging dan tes darah di Capital Pathology. Saat USG berlangsung, ternyata janin dalam kandungan saya sudah nampak  bagian-bagian tubuhnya. Sungguh bahagia terharu dan campur aduk rasanya saat melihatnya. Di Canberra Imaging, USG dilakukan oleh dokter ahli ultrasonography. Setiap mengecek per bagian tubuh janin saya, dokter selalu memberi penjelasan. Monitor yang dipasang di ruangan USG juga sangat jelas menunjukkan bagian-bagian tubuh janin saya. Ditunjukkan kedua tangan, kedua kaki, kepala, perut, dan juga wajahnya. Untuk mengecek probabilitas down syndrome, pemeriksaan saat USG dilakukan dengan mengukur ketebalan cairan di leher belakang atau tengkuk. Proses ini disebut dengan nuchal translucency. Penebalan ini bisa terjadi akibat janin mengalami masalah pada jantung akibat kelainan kromosom. Jantung tidak bisa memompa darah dengan sempurna sehingga  pinggir badan terdapat penimbunan cairan. Jika tebal cairan tersebut kurang dari 3 milimeter, kemungkinan terkenanya down syndrome rendah, begitu sebaliknya. Untuk tes darah, saya hanya diambil darahnya beberapa botol seperti biasa.

Hasil dari USG, ketebalan leher belakang janin saya sebesar 2.1 milimeter. Sehingga kemungkinan terkena down syndrome pada janin saya rendah. Alhamdulillaah, sangat lega saat dokter memberitahu hal tersebut. Namun, untuk memperkuat hasilnya, kami harus masih menunggu hasil dari tes darah. Sekitar seminggu setelah diambil darahnya, hasil tes darah keluar. Alhamdulillaah hasilnya pun sangat baik. Semua hasilnya berada di level normal. Walaupun screening test ini keakuratannya 80-90%, kami sudah bisa sangat lega. Tinggal doa, doa, dan doa kepada Allah SWT untuk selalu dijaga dan diberikan keselamatan kedepannya. Sekedar informasi yang saya tahu, orang lokal di Canberra tidak akan segan untuk menggugurkan kandungannya jika mengetahui janinnya terkena penyakit keterbelakangan fisik dan mental ini. Sungguh mengerikan bukan.. Makanya kami sangat bersyukur dengan hasil tes yang kami lakukan. Berikut beberapa laporan hasil dari screening test dan hasil USG penampakan janin saya :")

Hasil pengukuran ketebalan cairan belakang leher.

Hasil tes darah.

Penampakan janin saya umur 12 minggu :")

Ohya, setiap saya melakukan tes, hari berikutnya saya segera membuat appointment bertemu general practitioner (GP) saya di Health Service ANU. Biasanya saat bertemu dengan GP, saya selalu diberikan pertanyaan tentang keluhan-keluhan yang saya rasakan dan pastinya membahas hasil dari tes-tes yang telah saya lakukan. Di cerita selanjutnya, saya akan menceritakan pengalaman saya bertemu midwife atau bidan untuk pertama kalinya.

Bersambung...

Tuesday, 23 October 2018

Australian National University - Student Card

Seingat saya, saya mendapatkan student card saat orientation week sebelum masa perkuliahan dimulai. Dengan mengisi formulir yang isinya standar, kemudian diambil fotonya, tanpa menunggu lama student card saya sudah jadi dan siap digunakan. Berikut penampakan student card saya.

Pake coat soalnya waktu itu sedang winter.
Informasi yang tertera di student card yaitu nama lengkap (not including the middle name), expiry date, tanggal lahir, dan nomor mahasiswa. Ada banyak kegunaan dari student card ini. Pada dasarnya kartu ini berguna sebagai identitas kita sebagai mahasiswa. Misalnya saat ujian, kita pasti diminta untuk menunjukkan student card kita. Selain itu, kartu ini juga berguna untuk kartu akses kemana-mana. Ketika kita menggunakan tempat parkir sepeda yang tertutup, kita membutuhkan kartu ini untuk membuka lock tempat parkir tersebut. Kita juga harus menggunakan kartu ini ketika mengakses multi-function device (MFD). Untuk masuk ke gedung perkuliahan ataupun laboratorium pun, kita juga harus menggunakan kartu ini untuk akses masuk (karena pintunya yang sensorik). Selain itu ketika kita ingin periksa ke dokter yang bulk-bill, kita pasti diminta untuk menunjukkan student card kita sebagai kartu identitas di asuransi kesehatan kita. 

Ketika saya lulus dari kuliah S1 di UGM, saya harus mengembalikan kartu mahasiswa saya untuk keperluan yudisium. Jadilah saya tidak punya kenang-kenangan kartu mahasiswa S1 saya. Tapi di ANU, kartu mahasiswanya tidak perlu dikembalikan. Dan tak ada juga urusan yudisium untuk syarat kelulusan. Alhasil saya masih bisa menyimpannya hingga sekarang. Mungkin besok akan saya tunjukkan ke anak cucu saya kalo ibu atau neneknya dulu pernah merasakan kuliah di luar negeri :")


Monday, 22 October 2018

Australian National University - Parking System

Kali ini saya akan menceritakan tentang parking system yang diterapkan di Australian National University. Menurut saya, sistem parkir di ANU ini sangat menarik buat saya. Entah karena saya belum pernah menjumpai sistem seperti ini atau memang saya yang norak haha. Oke, jadi di ANU terdapat berbagai macam jenis tempat parkir. Ada parkir sepeda, parkir sepeda motor, parkir mobil pribadi, dan parkir mobil milik ANU sendiri. Untuk siapa yang akan parkir pun dibedakan seperti khusus untuk staff ataupun bisa untuk mahasiswa atau tamu. Yang lebih menarik, ANU juga menyediakan tempar parkir khusus disability person di beberapa spot. 

Untuk parkir sepeda, terdapat banyak spot di ANU. Ada yang terbuka untuk umum, ada juga yang mengharuskan kita untuk mendaftar terlebih dahulu untuk bisa mengakses area parkir tersebut (tertutup). Untuk yang terbuka, kita tinggal parkir sepeda kita saja tanpa harus meminta izin terlebih dahulu. Untuk yang tertutup, kita harus meminta akses terlebih dahulu. Permintaan aksesnya pun tak sembarangan. Tak semua tempat parkir bisa kita mintai aksesnya. Biasanya permintaan akses parkir sepeda ini sesuai dengan spot gedung perkuliahannya. Untuk cara dan kemana kita harus menghubungi untuk meminta akses, informasinya selalu ada di bagian pintu tempat parkirnya. 

Selama kurang lebih tiga semester, saya masih menggunakan sepeda untuk berangkat ke kampus. Karena gedung perkuliahan saya di CSIT, saya hanya bisa meminta akses tempat parkir sepeda yang berada di area CSIT dan sekitarnya. Untuk case saya, saya meminta akses tempat parkir di sekitar area Ian Ross Building (gedung depannya CSIT). Setelah saya mendapatkan akses parkir, saya bisa menggunakan parkir tersebut dan masuk dengan menggunakan student card. Berikut beberapa gambar yang sempat saya ambil ketika menggunakan tempat parkir sepeda yang tertutup. 

Caranya masuk dengan menempelkan student card kita ke sensor merah itu.  Ini penampakan dari luar.
Ini penampakan dari dalam.
Tempat parkir tertutup.
Di luar tempat parkir tertutup ini, ada tempat parkir terbuka seperti yang tertangkap di gambar.
Sebenarnya, untuk parkir sepeda yang tertutup tidak hanya ada yang harus mendaftar dan menggunakan student card untuk mengaksesnya. Di spot tertentu, ada parkir tertutup yang menggunakan combination lock yang  membutuhkan kombinasi angka untuk mengaksesnya. Namun, biasanya kombinasi angka ini hanya diketahui oleh beberapa orang yang memang stay di gedung dekat area parkir tersebut. Saya mengetahui ini ketika saya ingin kuliah di area kantor teman saya yang PhD, dan saya nitip sepeda saya di tempat parkir di area kantornya. Jadilah saya dikasih tahu kombinasi angka untuk mengakses tempat parkir sepeda disana.

Selanjutnya untuk sistem parkir sepeda motor dan mobil akan lebih kompleks bahasannya. Pada dasarnya sistem parkir kedua kendaraan tersebut sama, hanya saja di setiap spot parkir, area untuk sepeda motor paling hanya ada dua sampai tiga slot. Di Canberra, dominan kendaraan yang digunakan adalah mobil. Untuk sepeda motor pun, jenis yang digunakan adalah motor gede atau motor matic. Tidak ada motor bebek seperti di di Indonesia. 

Untuk parkir kendaraan, ada spot yang gratis dan ada juga yang berbayar. Untuk yang gratis pun ada batasan waktunya. Bisa satu atau dua jam tergantung masing-masing aturan di spot tempat parkir tersebut. Dominan area di ANU, parkirnya berbayar. Namun parkiran berbayar berlaku dari jam 9 pagi hingga 5 sore. Jika di luar range waktu itu, semua spot parkiran bisa digunakan secara gratis. Untuk sistem pembayaran di dalam range waktu itu, ada tiga macam sistem sebagai berikut.
  • Permit
Ini adalah jenis sistem berlangganan. Sebuah kendaraan dapat didaftarkan untuk berlangganan tempat parkir di ANU dalam range waktu 90 hari. Untuk detail bagaimana cara berlangganan dapat dibaca di link ini. Berlangganan tempat parkir akan sangat menguntungkan jika seorang mahasiswa sangat aktif berada di kampus. Jika mahasiswa yang kupu-kupu mungkin akan terasa rugi jika berlangganan. Hampir semua spot tempat parkir di ANU sangat available untuk para permit holders ini. Dan durasi waktu parkirnya pun tidak terbatas. Untuk sekali berlangganan, kira-kira biayanya sekitar $80 - $90 dalm range waktu 90 hari.
  • Pay As You Go
Sistem parkir ini akan sangat cocok untuk tamu dan mahasiswa yang tidak sering ke kampus. Sistem ini adalah sistem pembayaran yang hanya bayar ketika parkir saja. Pembayaran bisa dilakukan lewat website, aplikasi atau call. Untuk aplikasinya bernama cellOPark. Dengan men-scan barcode yang tertera di papan di area tempat parkir, kita bisa langsung mendaftarkan kendaraan kita di tempat parkir tersebut.  Untuk durasi penggunaannya, selama di aplikasi penggunaan parkir kita masih on-going, kita masih tetap bisa parkir di tempat parkir tersebut. Kita harus men-stop penggunaan tempat parkir tersebut di aplikasi untuk mengakhirinya. Untuk pembayarannya, jika kita melakukannya di aplikasi, kita bisa mengintegrasikannya dengan akun bank kita. Dengan begitu, ketika kita sudah menyudahi parkir kita, akan tertera berapa biaya parkirnya di aplikasi dan kita bisa langsung membayarnya dengan akun bank kita. 
  • Pay and Display (ticket)
Sistem parkir ini biasanya diterapkan juga di supermarket seperti Woolworths. Dengan melakukan pembayaran di mesin yang berada di tempat parkir, kita bisa menggunakan tempat parkir tersebut dengan meletakkan tiket pembayaran di dashboard mobil sebagai bukti. Biasanya mesin pembayaran hanya menerima uang koin. Durasinya bisa bermacam-macam. Bisa satu jam, dua jam atau lebih. Kita bisa memilih durasi waktu yang kita inginkan di mesin. Jika kita ingin memperpanjang durasi waktu parkir kita, kita bisa kembali membeli tiket di mesin pembayaran.

Salah satu contoh papan informasi di tempat parkir ANU.
Source: Google
Mulai setengah masa semester tiga kuliah saya, alhamdulillah saya dan suami memutusukan untuk membeli mobil. Di semester tiga, selama kurang lebih tiga bulan, kami memutuskan untuk berlangganan parkir. Pada waktu itu, kami merasa sangan diuntungkan karena jadwal kuliah kami yang masih padat. Ketika akan kuliah, kita bisa agak mepet datangnya karena tidak perlu mencari spot yang gratisan. Apalagi ketika akan ujian, jelas pemilihan parkir berlangganan akan sangat menguntungkan mengingat saat masa-masa ujian tempat parkir mobil pun akan sangat penuh. Kemudian, di semester empat, karena suami sudah tidak aktif di kampus alias sudah lulus, kami memutuskan untuk tidak berlangganan tempat parkir kembali. Selain itu, saya juga selalu diantar jemput suami dan selalu pulang tenggo, maka akan sangat rugi jika kami berlangganan lagi. Sekalipun ketika kami berdua ingin berada di kampus, kami menggunakan sistem lainnya yaitu dengan aplikasi atau dengan tiket. 

Oya, untuk penertiban per-parkir-an di ANU, ada petugas security yang secara berkala mengecek kendaraan-kendaraan yang sedang parkir. Ada yang mengecek dengan alat atau mesin kecil (saya tidak tahu namanya). Ada juga yang mengecek dengan berkeliling menggunakan mobil yang telah dilengkapi dengan kamera sensorik yang dapat mendeteksi plat-plat kendaraan yang ada di tempat parkir.  Jika ada kendaraan yang melanggar, kendaraam tersebut akan diberikan tiket denda yang harus dibayar. Pelanggaran bisa berupa kendaraan yang sudah habis masa permit-nya tapi tetap parkir, kendaraan yang sudah habis waktu parkirnya, atau kendaraan yang asal-asalan parkir (tidak sesuai pada tempatnya). Tidak tanggung-tanggung, denda yang akan diberikan bisa mencapai $100. Jadilah para pengguna kendaraan cenderung akan berhati-hati untuk parkir di kampus.


Australian National University - Library dan Multi Function Device (MFD)

Kali ini saya akan menceritakan tentang beberapa perpustakaan yang berada di Australian National University. Di ANU, terdapat lima perpustakaan yaitu Hancock, Chifley, Menzies, Law, dan Art & Music. Dari kelima perpustakaan tersebut, perpustakaan yang belum pernah saya kunjungi adalah Art & Music. Mungkin karena letaknya yang jauh dari gedung perkuliahan saya. Perpustakaan yang paling saya kunjungi adalah Hancock dan Menzies. Hancock karena sangat dekat dengan gedung perkuliahan saya dan Menzies karena dekat dengan musholla. 

Jam buka dari kelima perpustakaan tersebut berbeda-beda. Sebagai informasi, rincian waktunya bisa dilihat disini. Pada dasarnya setiap perpustakaan akan buka sekitar pukul 8 pagi waktu setempat. Sedangkan tutupnya bisa berbeda-beda dan yang paling lama tutupnya adalah Hancock dan Menzies.  Selain itu, kedua perpustakaan tersebut tetap buka di hari Minggu. Jadilah kedua perpustakaan itu selalu tetap ramai walaupun sudah malam hari ataupun saat weekend. Terkadang akan ada informasi ketika jam buka sebuah perpustakaan berubah dari biasanya. Bisa dengan alasan sedang maintenance atau alasan lainnya. Berikut ini penampakan kelima perpustakaan di ANU yang (sayangnya) kebanyakan saya ambil dari Google karena saya lupa mengambil gambar. 

Satu-satunya gambar yang saya ambil sendiri saat di Chifley Library
Hancock Library
Chifley Library
Menzies Library
Art & Music Library
Law Library

Pada dasarnya, perpustakaan di ANU berguna untuk meminjam buku (well, of course). Untuk meminjam buku, mahasiswa dapat mengecek availability dari buku yang akan dipinjam di website khusus library di link ini. Dari website tersebut mahasiswa juga bisa tahu buku tersebut berada di perpustakaan mana dan sedang dipinjam oleh orang lain atau tidak. Jika seseorang sedang meminjam buku yang ingin kita pinjam, kita bisa mengajukan request untuk si peminjam mengembalikan buku tersebut. Dan kita akan diberikan update-an oleh library jika buku tersebut sudah available. Sangat mudah dan sistematis bukan?!

Selain itu di perpustakaan ANU terdapat banyak ruang khusus yang dapat digunakan untuk belajar, diskusi, dan tutorial. Di ruang belajar yang terletak di main hall perpustakaan terdapat banyak meja dan kursi yang dapat digunakan untuk belajar para mahasiswa. Di ruang belajar, ada bagian yang dilengkapi dengan personal computer (PC), ada juga yang hanya meja kosong yang dilengkapi dengan colokan listrik. Sedangkan ruang diskusi merupakan ruang khusus yang dapat di-booking oleh mahasiswa untuk belajar atau diskusi secara kelompok. Biasanya disana dilengkapi dengan meja bundar besar, beberapa kursi dan layar monitor untuk men-display bahan diskusi. Di perpustakaan juga terdapat ruang tutorial yang digunakan untuk kelas tutorial yang sudah pernah saya ceritakan disini. Sayangnya saya kurang tahu apakah semua perpustakaan ANU dilengkapi dengan ruang tutorial. Namun yang pasti, semua perpustakaan disana pasti ada ruang belajar dan ruang diskusinya.

Semasa kuliah, saya sering nongkrong di Hancock Library untuk sekedar menunggu kuliah berikutnya atau untuk mengerjakan tugas-tugas. Tempatnya yang sangat nyaman, bersih, dan tidak berisik membuat saya menjadi suka berada di perpustakaan. Padahal semasa saya kuliah S1 di UGM, bisa dihitung jari berapa kali saya mengunjungi perpustakaan. Selain itu, saya juga suka nongkrong di Menzies Library. Biasanya saya akan kesana ketika tempat kuliah saya berada di area dekatnya. Jika masa-masa menjelang mid exam atau final exam, semua ruang belajar di perpustakaan pasti akan selalu dipenuhi para mahasiswa yang sedang belajar dan akan sulit untuk mencari meja kosong.

Selain fasilitas berbagai macam ruang khusus yang dapat digunakan di perpustakaan, fasilitas yang tak kalah penting adalah adanya multi function device (MFD). Mesin ini adalah mesin multifungsi yang dapat digunakan untuk menge-print, men-scan dan mem-fotokopi file. Untuk mengakses mesin tersebut, kita harus menggunakan student card. Sebenarnya mesin ini tidak hanya berada di perpustakaan. Buktinya saya dapat menemui mesin ini di gedung kuliah saya, CSIT. Penampakan mesin ini dapat dilihat sebagai berikut.



Kelebihan dari menggunakan mesin MFD adalah kita jadi bisa meng-upload file kita yang ingin di-print tanpa harus melibatkan USB (flashdisk). Di ANU, kita bisa meng-upload file kita di http://wirelessprinting.anu.edu.au/. Di website tersebut, kita bisa mengatur setting-an print yang kita inginkan. Apakah hitam putih atau berwarna, apakah satu kertas satu atau dua halaman dan sebagainya. Untuk biaya printing-nya, setiap mahasiswa ANU secara otomatis akan diberikan saldo sebesar $40 setiap semesternya. Jika saldo tersebut habis, kita bisa saja menambah saldonya sendiri. Namun, jika dalam satu semester saldo tersebut masih ada, besar saldo tersebut tidak akan diakumulasikan di semester selanjutnya. Di website printing tadi, kita juga bisa mengetahui saldo sesaat kita berapa dan rincian biaya printing kita saat itu. Ini sangat memudahkan sekali untuk kita, mahasiswa, yang selalu bergelut dengan file printing

Saturday, 20 October 2018

Pemeriksaan Kehamilan Pertama

Hari itu berjalan seperti biasanya, tak ada juga hal spesial yang terjadi hingga akhirnya sebuah momen membuat saya dan suami terperanjak bersama. 5 Desember 2017, hari dimana saya menemui garis dua berjajar muncul di sebuah alat pengecek kehamilan. Sebenarnya sudah dari bulan sebelumnya jadwal tamu bulanan saya mundur dari biasanya. Dan, bulan itu juga saya sudah mencoba untuk mengecek dengan alat tersebut. Namun, hasilnya masih menunjukkan satu garis. Hingga akhirnya saya ternganga melihat dua garis muncul di alat tersebut. Alhamdulillahirrabil'alamin.. apakah ini memang sudah saatnya Allah memberikan amanah kepada saya dan suami seorang buah hati. Saking bahagianya dan kagetnya, pikiran saya malah jadi nge-blank. Langsung terpikirkan bagaimana kehidupan saya kedepannya yang masih ada tanggungan kuliah satu semester dan masih ada thesis yang mau tidak mau harus selesai tepat pada waktunya. Tapi itulah letak tantangan level kehidupan yang akan meningkat bukan? Jadilah saya selalu memberikan sugesti positif kepada diri saya kalau saya mampu dan saya bisa melewati ini. 

Dua garis :")
Tak lama setelah hari itu, saya dan suami mendatangi dokter untuk memastikan kehamilan ini. Di Canberra, pemeriksaan kandungan selalu diawali dengan menemui dokter umum atau General Practitioner (GP). Praktis kami mengunjungi GP di ANU yang langsung bisa bulk-bill pembayarannya. Awal pertemuan kami, saya diberikan beberapa pertanyaan seperti kapan hari pertama menstruasi terakhir, berat badan, dan keluhan-keluhan yang sudah dirasakan. Dokter juga mengecek perut saya apakah kehamilan sudah bisa teraba dengan tangan atau belum. Dengan mengetahui hari pertama menstruasi terakhir, GP bisa menghitung berapa perkiraan umur kandungan saya saat itu. Alhamdulillah, kandungan saya saat bertemu dengan GP pertama kali sudah berumur kurang lebih 6 minggu. Langkah selanjutnya, saya diminta untuk melakukan ultrasonography (USG) pertama (umur kandungan kurang dari 12 minggu) dan tes darah secara keseluruhan. Di sini, pemeriksaan apapun dilakukan oleh orang yang benar-benar ahlinya. Untuk keperluan USG, kami harus mendaftarkan diri ke bagian pemeriksaan khusus yang menangani pengambilan gambar. Di Canberra dinamai dengan Canberra Imaging. Sedangkan untuk keperluan tes darah, di Canberra terdapat dua macam pilihan yaitu ACT Pathology dan Capital Pathology. 

Singkat cerita, saya melakukan USG untuk pertama kali pada tanggal 4 Januari 2018. Pada dasarnya USG pertama ini berguna untuk memastikan berbagai hal seperti apakah janin berada di dalam rahim, berapa jumlah janin, dan hari perkiraan lahir. Alhamdulillah hasil USG pertama ini semua dalam keadaan baik, janin berada di dalam rahim dan jumlahnya satu hehe. Berikut beberapa gambar hasil USG pertama saya di umur kandungan sekitar 8 minggu. 








Untuk tes darah sendiri, pada waktu itu saya diambil darahnya hingga 4 botol untuk dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Tes darah tersebut meliputi pemeriksaan thyroid, rhesus, iron, Hb, hepatitis B, syphilis, rubella, vitamin D, HIV, varicella, dan masih banyak pemeriksaan kandungan darah lainnya yang lebih rinci. Singkat cerita, setelah hasilnya keluar, ternyata saya dinyatakan kekurangan vitamin D dan antibodi rubella (campak jerman) dalam tubuh saya di bawah normal.  Sebenarnya untuk wanita berjilbab di Australia memanglah wajar jika bisa kekurangan vitamin D mengingat cuaca Aussie yang cenderung selalu mendung dan susah mendapat paparan matahari. Jadilah saya harus mengonsumsi suplemen vitamin D. Selain itu, karena rubella sering menyerang pada anak-anak, saya disarankan untuk menjauhi public space terlebih dahulu untuk mencegah adanya penularan yang tidak diinginkan. Sebenarnya rubella terdapat vaksinasinya, namun karena vaksin rubella tersebut bersifat hidup, maka dilaranglah pemberian vaksin rubella kepada ibu hamil. Saya sempat shocked setelah mengetahui bahwa antibodi rubella dalam tubuh saya rendah. Karena saat googling-googling, dikatakan jika seorang ibu hamil terkena rubella, sangat fatal akibatnya. Alhasil saya kurang lebih tiga bulan tidak pernah pergi ke public space. Saya pergi hanya rumah-kampus dan tidak berani untuk pergi ke supermarket ataupun mall.

Setelah mengetahui saya hamil, otomatis saya harus menjaga asupan. Selain itu, saya juga mengonsumsi suplemen asam folat satu tablet dan suplemen vitamin D dua tablet setiap harinya. Berikut penampakan dari suplemen-suplemen tersebut yang saya minum setiap harinya. 

Asam folat
Vitamin D
Hari-hari menjalani kehamilan pertama saya pada awalnya masih terasa menyenangkan. Saya tak merasakan keluhan-keluhan yang berarti hingga akhirnya momen-momen yang tak terlupakan datang. Momen-momen dimana saya merasakan mual yang sangat dan muntah beberapa kali. Yang paling parah, indera penciuman saya menjadi sangat sensitif. Saya pasti akan sangat mual ketika mencium bau tidak enak. Mulai dari bau masakan, bau lemari es, bau tempat sampah hingga bau kamar mandi. Selain itu, saya pun juga akan sangat mual ketika kelamaan sikat gigi. Sungguh terheran-heran saya dengan kondisi saya saat itu. Alhasil, kurang lebih tiga bulan sampai empat bulan awal kehamilan, saya tidak bisa memasak dan mencuci piring sama sekali. Alhamdulillah, ada suami yang selalu siap sedia untuk itu. Selalu mendampingi, mendukung, dan selalu siaga untuk menolong saya yang sedang dalam kondisi tak berdaya. 

Bersambung...